Quantcast
Channel: Cakrawala Susindra | Catatan dan Opini Momblogger Indonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 830

2 Dunia Perempuan Yang Berbeda

$
0
0

Minggu lalu saya bersilaturrahmi ke desa kelahiran ibu. Nenek sudah lama tiada. Saya dan suami tetap sering mengunjungi budhe-bulik agar anak-anak kenal asal-usul mereka. 

Salah satu ciri desa adalah guyub. Mengetahui kedatangan saya, biasanya para sepupu akan berkumpul. Kami biasa ngobrol ngalor-ngidul sambil memberi mereka informasi terkini. Sore itu kami membicarakan tentang pengeluaran bayi yang tak sedikit dan makin sulitnya mencari uang dari alam. Dari mereka saya tahu Orang desa sekarang mewajibkan diri memakai sufor (susu formula) dan pospak (popok sekali pakai) agar merasa seperti orang kota. Mereka mengeluhkan hasil bumi yang semakin sedikit. Mereka juga saling cela ketika membicarakan kemana sampah pospak dibuang. Intinya mereka membuang sampah pospak di sekitar pekarangan rumah. Tak membuang kesempatan, saya menyambar debat kecil mereka. Saya menjelaskan pada mereka bahaya pospak. terhadap pencemaran tanah. Mereka tentu saja tak percaya. “Hanya pospak kok membuat tanah rusak.” protes mereka. Apalagi ketika saya menjelaskan tentang manfaat ASI serta bayi kota yang meminum ASIP (ASI perah) jika ibu bekerja. Aneka sanggahan saya terima. Tak hilang semangat, saya menjelaskan cara mendapat ASI yang baik, cara memerah, cara menghemat pengeluaran bayi dengan menghindari sufor dan pospak dengan membuka posting blog yang membahasnya. 

Ada sepupu saya yang membuang ASI pertama yang berwarna kekuning-kuningan. Menurut anggapan desa, itu susu kotor, harus dibuang. Saya spontan memarahinya. “Itu adalah susu terbaik untuk bayi! Itu susu berkolostrum! Di kota bisa dibeli dengan harga 100 ribu/botol!” kata saya agak keras karena kaget. Ternyata memang seperti itulah pendapat orang desa. Sufor lebih bergizi dan susu berkolostrum adalah susu kotor. 

Miris, mak… saya pengen nangis kalo ingat itu. Saya berharap para perempuan di desa mengenal internet dan mau membaca. Saya berharap kebiasaan saya membaca dan menulis di intenet membuat perempuan desa berfikir maju dan mengambil manfaatnya. Saya harap perbincangan kecil kami mengubah cara hidup dan pandangan mereka. Ketika banyak perempuan berkarya dengan internet, mereka terkukung oleh ide yang ditanamkan para produsen produk bayi yang menyesatkan. 

Hobi baca-tulis yang membuat cara pandang saya berbeda jauh dari perempuan desa di sekitar saya. Saya terbiasa mendapat informasi terbaru dari internet. Saya mampu menggunakan internet sebagai media pembelajaran sekaligus mencari tambahan pendapatan keluarga. Saya beruntung menjadi blogger dan bergabung dengan komunitas perempuan keren se-Indonesia, KEB.

KEB adalah kumpulan Emak-Emak Blogger yang konsern pada perempuan dan internet. KEB memiliki misi sebagai tempat menjalin persahabatan dan memfasilitasi semua perempuan yang suka menulis, ngeblog, atau sekedar curhat online di sosial media. Semua anggota KEB juga saling memberi inspirasi, semangat berbagi karya dan ide positif. KEB juga menerima anggota perempuan yang masih lajang tanpa memandang profesi dan pendidikan anggotanya. Cara bergabung di facebook KEB sangat mudah, yaitu perempuan dan punya blog. Jangan lupa like fanpage KEB dan follow Twitter @Emak2Blogger. Ada banyak keuntungan yang didapatkan para perempuan yang bergabung KEB.

KEB memiliki program #KEBPeduliBencana dengan mengajak anggotanya membagi rejeki untuk korban bencana banjir. Informasi rekening dan konfirmasi dapat di grup resmi KEB. Bantuan pada para korban secara berkala diantar sendiri oleh emak-emak blogger ke lokasi. Karena emak selalu berbagi dengan hati tulus.
~~**~**~**~~
2 bukti saya menjadi anggota KEB, like fanpage KEB, dan follow twitter KEB. Semoga tulisan saya memberi manfaat bagi pembaca. Terima kasih.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 830

Latest Images

Trending Articles



Latest Images